Pura Kancing Gumi, Penjaga Stabilitas Bumi

baliterkini.com

Petang, Baliterkini.com - Setiap Pujawali atau Piodalan di Pura Kancing Gumi selalu mengadirkan Tapakan berupa Barong. Tapakan ini merupakan Pralingga dari Pura setempat dan berasal dari Karangasem. Selama Pujawali di Pura Kancing Gumi Tapakan Ida Bhatara ini diletakkan di Gedong Penyimpenan untuk selanjutnya masyarakat menghaturkan sembah bakti.  Sebelum itu, dilakukan rangkaian ke Beji sebagai wujud pembersihan yang jaraknya sekitar 500 meter dari Pura Kancing Gumi berada.

Pura Kancing Gumi  tiada lain adalah Pura Kahyangan Jagat. Linggih yang paling utama disini adanya Lingga Yoni. Disekelilingnya terdapat penemuan batu panjang yang tidak berhasil dijumpai ujungnya. Atas temuan inilah mungkin dijadikan dasar untuk menyebutkan tempat pemujaan tersebut sebagai Pura ''Kancing Gumi'', “ Dulu sebelum tahun 1990 Pura Kancing Gumi memang tidak boleh disebut-sebut karena kepingit, setelah adanya pihak dari purbakala datang pura ini diberi nama Pusering Jagat dan sampai sekarang akhirnya kembali menjadi sebutan Kancing Gumi atas berbagai gejala yang terjadi di sekitar desa, “ ujar Bendesa Adat Batu Lantang, I Made Sarpa.

Kapan pura ini didirikan, belum ditemukan sumber-sumber yang meyakinkan dari sudut pandang ilmu sejarah. Meski demikian, ada sumber yang menguraikan sedikit tentang Pura Kancing Gumi tersebut yaitu Lontar Dewa Purana Giri Wana. Lontar tersebut menguraikan tentang kasuksman keberadaan pura tersebut.

Dalam Lontar Dewa Purana Giri Wana tersebut diceritakan tentang Hyang Gunung Alas sebagai stana Lingga Pasupati. Stana tersebut telah ditumbuhi oleh pohon-pohon rindang dengan sulur-sulurnya ada yang besar dan ada yang kecil dan telah tertimbun oleh tanah. Suatu hari datanglah masyarakat umum mendirikan padukuhan atau sejenis desa pakraman dengan membuat pondok-pondok dengan dikelilingi oleh telaga.

Masyarakat kemudian merabas sebagian hutan tersebut seperlunya dan juga meratakan tanah yang akan dijadikan sawah ladang. Saat merabas beberapa kayu dan meratakan tanah masyarakat menjumpai batu besar dan tinggi. Dicarilah pangkal batu tersebut. Tetapi tidak bisa dijumpai pangkal batu tersebut, “ Sesuai yang dikutip di Purana Pura, keberadaan batu besar ini berupa lingga dengan nama Siwa Mangadeg yang artinya batu berdiri, ketika digali panjangnya sekitar  15 depa, “ imbuh I Made Sarpa.

Batu Lantang tersebut kemudian disebut Pura Kancing Gumi sebagai stana Tuhan dengan sebutan Hyang Gunung Alas. Sepertinya Hyang Gunung Alas itulah sesungguhnya sebagai stana Lingga Pasupati. Lingga Pasupati itu tiada lain adalah Sang Hyang Siwa yang memiliki tiga wujud (murti) menjadi Brahma, Wisnu dan Iswara atau Rudra. Cerita Batu Lantang ini mirip dengan cerita Linggodbawa dalam cerita di Bali beberapa cerita Purana.

Pura Kancing Gumi sejatinya menjadi salah satu pura yang memegang arti penting dalam spiritual Bali. Seperti namanya, pura ini merupakan kunci yang menentukan kestabilan Pulau Bali bahkan dunia. Karenanya, di kalangan warga Desa Adat Batu Lantang, pura ini diyakini sebagai penekek jagat atau penguat atau penjaga stabilitas dunia. Pura Kancing Gumi juga menjadi tempat untuk memohon keselamatan bagi yang sakit. Begitu juga binatang piaraan atau pun tetanaman di sawah dan ladang yang diserang hama.Karena status pura ini kahyangan jagat, saban kali pujawali, banyak umat dari pelosok Bali berduyun-duyun tangkil ke pura ini.

Selain adanya Lingga, di pura ini juga terdapat benda peninggalan berupa Kaling atau Guci tua dan piring – piring yang sudah keadaan pecah. Semua ini ditemukan disekitar kawasan Pura Beji yang jaraknya tidak jauh dari kawasan pura berada. Hingga saat ini benda tersebut masih tersimpan dengan rapi di dalam Pura. Pura Kancing Gumi berada di Desa Adat Batu Lantang, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Berjarak sekitar 25 kilometer ditempuh dari Denpasar menuju arah Sangeh. [BT]


TAGS :

Related Articles

- Warisan Suci Pura Batu Kursi, Kisah Keramat dari Buleleng

- Spiritualitas dan Savana di Bukit Pura Batu Kursi

- The Ancient Whispers: The Seven-Century Saga of the Kayu Putih Tree in Bali

- [PHOTO] Pura Segara Rupek: Sebuah Cerita Eksotisme dan Kebersamaan

- Ornamen Tugu di Cartagena, Ilusi Levitasi yang Memukau

Komentar