Air Terjun Batu Lantang, Bawa Kita dalam Suasana Alami
Petang, Baliterkini.com - Satu lagi air terjun yang belum banyak diketahui oleh wisatawan, namanya Air Terjun Batu Lantang. Kesan alami ini bisa dilhat dari adanya bukit hijau dan perkebunan cengkeh milik warga setempat. Untuk menuju ke lokasi ini dibutuhkan perjalanan kaki yang jaraknya sekitar 500 meter dari pinggir Jalan Raya Baturiti- Sangeh, tepatnya di Desa Sulangai, Petang, Kabupaten Badung, Bali.
Air Terjun Batu Lantang merujuk dari sebuah nama desa disini, warga lokal pun menyebut dengan nama Air Terjun Gong, “ Karena dulu air terjun ini mengeluarkan suara seperti Gong, yang bersumber dari aliran air yang jatuh ke bawah, “ ungkap Arik warga Desa Adat Sulangai.
Di sekitaran kawasan ini memang masih terbilang alami. Panorama perpaduan bukit dan perkebunan nampak jelas. Keberadaan perkebunan yang berada di lereng bukit ini menjadi satu- satunya akses yang menghubungkan hingga ke tempat hulu sungai, sekaligus keberadaan Air Terjun Batu Lantang ini.
Dibutuhkan sekitar 30menit perjalanan dari jalan raya menyusuri jalan tanah perkebunan warga. Layaknya sebuah perkebunan cengkeh yang tumbuh di kawasan kemiringan lahan yang terjal. Dibutuhkan langkah kaki yang ekstra hati – hati setelah melewati jalan setapak. Ladang cengkeh, tanaman kopi, dan pohon kakao menjadikan perjalanan tambah sejuk memberikan keteduhan ketika matahari berada tepat diatas kepala kita.
Perlahan, bagian kemiringan bukit terlewati, suara gemerincing air terjun yang cukup deras mulai terdengar perlahan makin dekat. Keberadaan kandang sapi menambah kesan alami alam pedesaan disini. Kemiringan ini hanya dirasakan beberapa langkah saja, dan akhirnya sampailah di pinggiran sungai yang airnya merupakan aliran air jernih dari Air Terjun Batu Lantang.
Sesampainya di bawah dengan tebing yang ada di sisi timur serta perkebunan warga di sisi baratnya menjadikan lokasi Air Terjun ini seolah dihimpit dan tersembunyi. Airnya yang dingin sangat terasa berhembus bersama angin menjadi udara sejuk yang terhempas dari ketinggian 25 meter. Sungguh keberadaan yang tersembunyi, dan masih terkesan alami, air jernih dingin di siang yang terik ini menambah keindahan eksotis. Suara- suara serangga dan burung pun masih bisa jelas di dengar melengkapi suara air terjun.
Luas bibir sungai tidaklah begitu luas dan tidak memberikan arus sungai yang deras. Keberadaan batu yang berlumut menambah yakin jika tempat ini memang jarang dikunjungi pengunjung dan masih dibiarkan begitu saja tanpa dihiasi penanda sebagai layaknya tempat wisata.
Salah seorang pengunjung, Made Suartana, untuk ketiga kalinya datang ke Air Terjun Batu Lantang mengagumi kesan alami yang disuguhkan, “ Saya sangat menyukai air terjun di Bali, dan yang ini masih alami diantara yang lainnya, “ ungkap Suartana, asal Kerobokan, Badung. Karena dia menyukai akan keindahan air terjun, maka hampir semua air terjun yang ada di Bali pernah dia sambangi.
Kawasan ini bisa menjadi pilihan sebagai tujuan agrowisata, karena masih alami, fasilitas berupa lahan parkir dan fasilitas umum belum ada sama sekali. Parkir hanya memanfaatkan pinggir jalan raya atau memanfaatkan lapangan bola yang tidak jauh dari tempat air terjun berada. Air Terjun Batu Lantang bisa ditempuh dari Denpasar menuju arah Petang sekitar 1,5 jam perjalanan yang berjarak sekitar 25 kilometer. [BT]
Related Articles
- Warisan Suci Pura Batu Kursi, Kisah Keramat dari Buleleng
- Spiritualitas dan Savana di Bukit Pura Batu Kursi
- The Ancient Whispers: The Seven-Century Saga of the Kayu Putih Tree in Bali
- [PHOTO] Pura Segara Rupek: Sebuah Cerita Eksotisme dan Kebersamaan
- Ornamen Tugu di Cartagena, Ilusi Levitasi yang Memukau