Lontar Kuno Puri Kauhan Ubud Dikonservasi

Release
Gianyar, BaliTerkini.com - Pada hari Sukra Pon Wuku Tambir , 20 orang dari tim Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Gianyar dikoordinir oleh Ida Bagus Oka Manobhawa melakukan kegiatan konservasi lontar druwe Puri Kauhan Ubud. Kegiatan dimulai dengan matur piuning di Merajan Puri Kauhan oleh Penglingsir Puri, Anak Agung Gde Raka. Setelah itu lontar-lontar ditedunkan dari gedong penyimpenan, Jumat (2/6). 
 
Lontar yang dikonservasi oleh tim berjumlah  64 cakepan. Lontar druwe Puri Kauhan terdiri dari berbagai jenis, mulai dari Kakawin, Wariga, Parwa, Tenung, Usada, Sesana, Babad, Tutur, Sundari, Kertha bhasa dan lontar Kawisesan. Sebagian besar druwe Puri adalah peninggalan Ida Anak Agung Gde Oka Kerebek yanag dikenal sebagai   Jaksa  Ubud pada masa pemadegan  Ida Tjokorde Gede Sukawati. 
 
Anak Agung Gde Ari Dwipayana, salah seorang warga Puri Kauhan Ubud yang juga Staf Khusus Presiden-RI menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan tim penyuluh bahasa Bali. Gung Ari menyampaikan bahwa keluarga Puri Kauhan tidak hanya akan melakukan konservasi seperti membersihkan dan merawat secara fisik tetapi juga akan melakukan  scan, transkrip,  dan menterjemahkan lontar-lontar druwe Puri sehingga bisa dibaca dan dipelajari oleh generasi muda Puri, peneliti dan masyarakat peminat sastra Bali. 
 
“Pengetahuan suci warisan para leluhur bukan hanya harus dijaga dirawat tapi juga harus dipelajari sebagai bagian dari apresiasi pada  nilai-nilai adiluhur,” sebut Gung Ari.
 
Koordinator tim penyuluh bahasa Bali Kabupaten Gianyar, Ida Bagus Oka Manobhawa mengatakan bahwa dalam satu terakhir, tim telah melakukan konservasi lontar-lontar milik masyarakat terutama yang dimiliki Puri dan Grya. Selama setahun  di Kabupaten Gianyar, sudah dikonservasi dan diindentifikasi 1.200 cakep.  Termasuk di puri-puri Ubud sudah melakukan konservasi lontar di Puri Menara dan saat ini di Puri Kauhan.  
 
Gus Oka berharap agar keluarga  Puri, Grya dan Masyarakat umum yg memiliki warisan lontar agar memberikan kesempatan pada tim penyuluh untuk merawat lontar-lontar  tesebut. Sehingga warisan sastra adiluhur ini bisa terjaga dan bisa dilestarikan.
 
Gung Ari Dwipayana mengatakan pemerintah pusat khususnya Ditjen Kebudayaan,  Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten bisa saling bersinergi untuk melakukan konservasi lontar-lontar  di Bali. 
 
“Saya  yakin bahwa banyak peminat karya sastra tradisional sangat mendukung konservasi ini termasuk membangun sistem data base lontar-lontar  di Bali, workshop  penulisan dan pembacaan lontar-lontar sampai dengan penerjemahan lontar-lontar  sehingga bisa diketahui dan  dipelajari oleh generasi penerus, “  pungkas Gung Ari. [Release]

TAGS :

Related Articles

- Pesona Pagi di Sangkaragung, Bersepeda Menyusuri Warisan Penenun Songket

- Gambaran Video Ritual Pernikahan di Bali yang Sederhana dan Autentik

- Krama Istri Panjat Pinang, Tradisi Unik dalam Karya Agung di Desa Pulukan

- Tirta Kamandalu: taking a nectar of life in the middle of the ocean

- Joged Tabanan Vs Jembrana rocked the audience in Pengeragoan

Komentar