Klungkung, BaliTerkini.com - Pasca ambruknya Jembatan Kuning pada Minggu malam (16/10) lalu, instansi terkait melakukan respon cepat untuk membangun kembali jembatan yang menjadi penghubung Lembongan dan Ceningan. Proyek pembangunan pun dilakukan secara maraton yang dijadwalkan selesai akhir Desember 2016 lalu namun faktor cuaca membuat penyelesainnya molor.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pembangunan kembali jembatan ini menelan anggaran tidak kurang dari Rp 3.400.000.000 yang berasal dari Balai Sungai dan Jalan Bali Penida. Jembatan ini pun lebih lebar yakni 1,8 meter dari yang semula hanya 1,2 meter. Kapastitas tampungnya pun lebih besar yakni hampir 30 ton tetapi mobil tidak diizinkan, hanya kendaraan roda dua dan warga yang boleh melintas.
Menurut Kuning Siswanto selaku pengawas proyek, pihaknya bekerja selama 24 penuh secara bergantian. Diakuinya faktor pasang surut, gelombang pasang dan cuaca menjadi kendala saat pengangkutan material jembatan. Hingga kini diprediksikan tahap pengerjaan rampung hampir 98%, hanya menyisakan pemasangan bantalan jembatan dan mengecat badan jembatan.
“Keterlambatan ini bukan karena kekurangan pekerja malah ada lebih dan dikerjakan 24 jam penuh. Namun kendala terbesar adalah pada cuaca yang tidak menentu, dimana gelombang kadang pasang dan kadang juga sangat surut sehingga menyulitkan untuk bekerja dan angkut bahan dari pantai Kampung Toya Pakeh,” ujarnya saat meninjau proyek pada Selasa, (7/2) lalu.
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta saat melakukan pengecekan jembatan bersama Kepala Dinas PU, Camat Nusa Penida I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya, Perbekel Lembongan I Ketut Gede Arjaya dan instansi terkait. Menurutnya dalam 10 hari kedepan pengerjaan jembatan akan rampung.
Mulai dari tahap pengecatan, pemasangan bantalan dan pengecekan kondisi serta kelayakakan untuk dilalui. Jelang akhir Pebruari mendatang, Jembatan Kuning yang baru akan diplaspas (red; diresmikan) dan mulai berfungsi melayani perlintasan.
“Tanggal 25 Pebruari nanti akan diplaspas dan mecaru alit di sini pada pagi harinya dan pada malam hari akanlauncing atau re-branding kembali Jembatan kuning yang sudah menjadi Ikon pulau ini,” papar Suwirta. [nusapenidamedia.com/ BTcom]
Related Articles
- Warisan Suci Pura Batu Kursi, Kisah Keramat dari Buleleng
- Spiritualitas dan Savana di Bukit Pura Batu Kursi
- The Ancient Whispers: The Seven-Century Saga of the Kayu Putih Tree in Bali
- [PHOTO] Pura Segara Rupek: Sebuah Cerita Eksotisme dan Kebersamaan
- Ornamen Tugu di Cartagena, Ilusi Levitasi yang Memukau