Keren, Begini Wujud Air Terjun Kanto Lampo

baliterkini.com

Gianyar, Baliterkini.com - Air Terjun Kanto Lampo memiliki pesona alami dikagumi banyak pengunjung. Keberadaanya dekat pemukiman penduduk menjadikan air terjun ini terkesan beda. Jika kebanyakan air terjun berada di kawasan perbukitan, hutan maupun pegunungan di dataran tinggi, Air Terjun Kanto Lampo justru berada di wilayah dataran rendah di Banjar Kelod Kangin, Desa Beng, Kecamatan Gianyar.

Kondisi geografis Air Terjun Kanto Lampo bersuhu panas seperti suhu di kota Denpasar, ketika siang, panas akibat sengatan matahari cukup terasa dikulit. Kesejukan baru bisa didapat saat kaki sudah menjejakan ke dasar sungai. Karena di sekitar sungai beberapa pohon besar tumbuh, disekeliling juga ada perkebunan warga. Panorama alam yang disekelilingnya masih tertata alami menawarkan kesunyian dari hiruk pikuk kehidupan pedesaan disini.

Keberadaan air terjun di sisi barat sungai ini menyumbang kesegaran. Air yang deras mengalir jatuh ke bawah seraya bersuara membawa dampak yang baik untuk kesegaran tubuh dan ketenangan pikiran. Banyak pengunjung tergugah untuk merasakan kesegaran air yang jatuh dari ketinggian 15 meter ini. Bukan saja wisatawan asing, wisatawan lokal juga turut berbaur menikmati sensasi bermandi dengan air terjun.

Jika diamati lebih dekat, dinding Air Terjun Kanto Lampo agak miring, sehingga air mengalir tidak serta merta jatuh ke dasar sungai. Di atas air terjun terdapat beberapa rongga aliran air yang terhalang batu keras. Begitu pula seluruh permukaan dinding air terjun terbentuk dari batu batas berundag punya ruang berpijak atau berdiri. Batu berbagi bentuk ini terlihat menghitam bahkan ada berlumut akibat dari air yang mengalir. Jika berada disekitarnya diharapkan untuk ekstra hati- hati. Memperhatikan tiap langkah kaki saat berpijak, permukaan batu bisa tidak jelas dibalik air yang mengalir. Disekitar lokasi juga dipasang tanda batas maksimum menaiki air terjun.

Kemunculan Air Terjun Kanto Lampo sebenarnya belum lama didatangi wisatawan, baik itu lokal maupun mancanegara. Kelihan Banjar Desa Beng, I Wayan Mada, 50 tahun, saat ditemui belum lama ini menceritakan, Air Terjun Kantu Lampo terkenal dan diorbitkan oleh anak muda desa setempat melalui akun media sosial. Dari media sosial perlahan kunjungan berdatangan dari berbagai daerah, mulai awal tahun 2015.

“ Air terjun ini memang ada sejak saya masih SD ( Sekolah Dasar ). Banyak orang tua dulu mencari batu sebagai bahan bangunan di sekitar sungai ini, “ katanya.

Wayan Mada menerangkan keberadaan Air Terjun Kanto Lampo terbentuk secara alami, sebelumnya juga ada air terjun di sebelah utara, kemudian tertutup tak teraliri air dan tergantikan. Air Terjun Kanto Lampo menurutnya bersumber dari saluran irigasi sama air dalam tanah. Air irigasi ini berfungsi mengaliri sejumlah subak yang berada di hilir. Lama kelamaan beberapa salurannya tersumbat dan meluap, akibat dari sedimentasi di wilayah hilir. Luapan ini kemudian mengalir menjadi air terjun. Masyarakat desa setempat kemudian menjaganya hingga sekarang.

“ Dulu tempat ini sebagai penyeberangan antar desa, masih jalan setapak, setelah mulai dikenal kemudian jalan diperbaiki dengan dana swadaya, bantuan dari pemerintah Kabupaten Gianyar juga ada, “ jelasnya.

Selain sebagai akses alternatif, di tempat ini juga sebagai tempat suci atau Beji untuk Mendak Toya Ning (mencari air suci) dari desa untuk kepentingan upacara Dewa Yadnya ataupun Pitra Yadnya. Ada sejumlah Palinggih atau tempat suci yang dikeramatkan. Sejumlah air yang mengalir disini berasal dari dalam tanah.

Hampir semua warga sekitar mengandalkan air tersebut sebagai kebutuhan air minum. Sebelum mengambil air terlebih dahulu menghaturkan sesaji. Banyak yang datang dengan membawa gallon kosong atau botol air mineral.

Selain terdapat banyak tempat suci, di seberang sungai Anda juga bisa melihat sebuah Goa, konon Goa ini digunakan oleh pasukan Belanda sebagai tempat rahasia untuk berdiskusi. Panjang goa sekitar 3 meter di kebun milik dari Made Suardana yang juga sehari- hari ada disekitar air terjun, bertugas merawat kebun miliknya.

Menurut Mada, nama Air Terjun Kanto Lampo memang sudah ada sejak nenek moyangnya. Nama ini diyakini berasal dari nama Pohon yang tumbuh di sekitar sungai. Pohon langka ini memiliki buah yang unik, berwarna hijau kemudian berubah kuning, dan kalau sudah matang akan berubah merah.

“ Buahnya mirip seperti buah Juwet (Jamblang). Ketika kecil orang tua saya sering memetiknya. Anak- anak banyak yang suka, “ ungkap Mada.

Saat ini Air Terjun Kantu Lampo sudah tertata dengan baik, akses jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda empat ukuran sedang. Parkir khusus sepeda motor juga layak, namun tidak luas. Keberadaan gubuk sederhana juga digunakan sebagai tempat menggelar dagangan aneka snack dan minuman oleh warga setempat. Ruang ganti baju khusus pria dan perempuan juga ada. Cuman, kamar kecil untuk keperluan buang air masih belum dibangun.

Untuk mengunjungi Air Terjun Kanto Lampo, masih dipungut secara donasi. Warga sekitar yang nota bene anak muda masih menempatkan kotak donasi di dekat tangga turunan. Cukup bayar Rp.5000, Anda sudah mendapatkan panorama Air Terjun Kanto Lampo penuh kesan.

Saat berkunjung jangan lupa mematuhi apa yang disampaikan lewat papan pengumuman agar kunjungan Anda makin berkesan. Air Terjun Kanto Lampo bisa ditempuh dari Denpasar sekitar 30 kilometer atau 1 Kilometer utara dari Taman Kota Kabupaten Gianyar. Bersiaplah narsis dan berselfie ria diantara riak air yang jatuh dari atas. [BT]


TAGS :

Related Articles

- Warisan Suci Pura Batu Kursi, Kisah Keramat dari Buleleng

- Spiritualitas dan Savana di Bukit Pura Batu Kursi

- The Ancient Whispers: The Seven-Century Saga of the Kayu Putih Tree in Bali

- [PHOTO] Pura Segara Rupek: Sebuah Cerita Eksotisme dan Kebersamaan

- Ornamen Tugu di Cartagena, Ilusi Levitasi yang Memukau

Komentar