Badung, Baliterkini.com - Cita-citanya jika tamat pendidikan seni adalah menjadi pegawai negeri (PNS). Tapi, karena tak tercapai, Made Widnyana (31) akhirnya menjadi pelukis potret atau kartikatur turis di kawasan wisata seperti taman air dan hotel.
Lewat pekerjaannya melukis, Made ikut menciptakan citra pariwisata Bali yang manis. Turis yang memesan lukisannya senantiasa merasa happy.
Awalnya pelukis asal Lembeng, Sukawati, Gianyar, itu membuka stand lukis-wajah di Waterbom Park, Kuta, kini dia buka konter di Hotel Jayakarta, Legian.
“Setahun saya di Waterbom, kini lanjut di hotel ini,” ujar Made, sambil menyampaikan terima kasih atas tanggapan manejemen yang mengizinkannya menawarkan jasa lukis di halaman dekat kolam renang The Jayakarta Hotel.
Lukisannya tampil berwarna (hitam putih sesuai permintaan turis), dikerjakan beberapa jam. “Saya ingin hasilnya yang tepat, tidak bisa bekerja cepat dalam hitungan menit, saya kerjakan agak lama,” tutur Made.
Cukuplah
Untuk bisa menawarkan jasa di hotel ini, Made wajib membayar sewa setiap bulan. “Hasil dari melukis cukuplah, tak masalah,” kata Made tersenyum.
Made mengaku menerima order tiap hari cukup banyak, walau enggan menyebutkan penghasilan pastinya. “Tidak tentu, tergantung musim tamu, tapi cukuplah Pak,” tambah Made tersenyum.
Ongkos satu lembar lukisan adalah antara Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu, ukuran kertas yang dipakai adalah A-3 atau A-4 sesuai objek yang dilukis. Dalam selembar itu, bisa terdapat dua atau tiga wajah, dilukis berwarna.
Sudah lebih dari empat tahun Made menawarkan jasa melukis di dunia pariwisata. Mengapa jauh-jauh ke Kuta, padahal rumah di Lembeng, Sukawati? Katanya bahwa Made pernah mengajukan permohonan untuk menawarkan jasa melukis di hotel-hotel di Sanur, tapi tidak ada tanggapan dari pihak hotel.
“Lebih dari 15 hotel saya hubungi, tak ada respon,” katanya. Akhirnya, Hotel Jayakarta di Legian, Kuta, yang menyambutnya.
Musim Sepi dan Ramai
Bisnis jasa melukis Made di hotel tergantung musim tamu. Pesanan meningkat saat musim ramai, dan turun saat low season. “Saat musim ramai, pesanan biasanya banyak, sedangkan turun saat musim sepi seperti bulan Maret-April,” tambah Made.
Pekerjaan jasa melukis ini dilakoni dengan santai, artinya tidak mesti datang setiap hari seperti pegawai negeri sipil (PNS) yang pernah dicita-citakan. “Kalau kebetulan di rumah ada kegiatan sosial atau adat, saya tak ke hotel, kecuali ada janji sama tamu,” tambahnya.
Pesan dari Luar Negeri
Para tamu banyak yang puas dengan goresan Made. Buktinya, banyak turis Australia yang memesan lukisan dari rumahnya di Australia. Fotonya dikirim lewat email, lalu dilukis, kemudian dikirim ke Australia. “Ada dari Perth, Geelong [Victoria], Sydney… dari banyak kota Pak,” kata Made tersenyum.
Pesanan itu datang biasanya karena tamu ingin membuat lukisan potret untuk hadiah ulang tahun teman atau anggota keluarganya. [BTcom / dasarbali.wordpress.com]
Related Articles
- Elon Musk Perkenalkan Robot Optimus di Acara “We, Robot”
- [BERITA FOTO] SpaceX Sukses Tangkap Roket Starship dengan “Capit Raksasa”
- Grateful in Bali: Shop Owner’s Heartfelt Response to Viral Tourist Video
- Kemandirian Digital: Wawancara dengan Wayan Ariasa, CEO Suara Tabanan
- Nyoman Nuarta Ungkap Makna Dasar Desain Istana Garuda IKN