Karangasem, Baliterkini.com - Sebanyak 15.361 orang megenjekan di Taman Soekasada Ujung meraih penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI), Rabu (10/8/2016). Genjek yang meraih rekor Muri ini merupakan bagian dari Festival Genjek Kolosal yang dilaksanakan oleh Pemkab Kabupaten Karangasem untuk menyambut HUT RI ke 71.
Para peserta genjek terdiri dari para seniman, para remaja dan tokoh masyarakat yang bekerja disegala lapisan, berasal dari seluruh pelosok desa maupun kota yang terdiri dari suku Bali (Umat Hindu), Suku Sasak (Umat Muslim) dan Tionghoa (Umat Budha).
Bupati Karangasem I Gusti Ayu Sumatri sangat mengapresiasi semangat seluruh masyarakat Karangasem yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Hal inilah pada akhirnya membuat Festival Genjek Kolosal berhasil meraih Rekor Muri.
Mas Sumatri mengatakan, dalam rangkaian peringatan Kemerdekaan Indonesia, Festival Genjek diwujudkan sebagai representasi Bhineka Tunggal Ika. Genjek Kolosal ini didasari oleh adanya Potensi Pusaka yang sangat luar biasa di Kabupaten Karangasem baik Pusaka Alam, Budaya maupun Saujana yang dimiliki. Demikian juga dengan penduduknya yang beragam baik suku Bali, Sasak, Tionghoa, Jawa yang selama ini biisa hidup berdampingan sejak jaman kerajaan.
"Hal ini dapat kita lihat dalam sebuah contoh akulturasi budaya yang serasi antara arsitektur tradisional lokal Bali dengan arsitektur Eropa, Cina dan Timur Tengah yang dapat kita lihat dalam bangunan Taman Sukasada Ujung ini," ujar Mas Sumatri.
Melalui Festival Genjek Kolosal, Ia berharap dapat mempromosikan Potensi Pariwisata dan Budaya Karangasem. Selain itu, kegiatan ini juga dapat dijadikan momentum untuk pelestarian nilai-nilai lokal untuk meperkaya budaya dan kelestarian aset pusaka Indonesia.
Ketua Panitia Penyelenggara, Ida Made Alit ditemui disela-sela acara mengatakan Genjek adalah sebuah bentuk kesenian khas daerah khususnya Kabupaten Karangasem yang memakai olah vokal sebagai ciri khusus disamping juga didukung dengan alunan beberapa alat musik/gamelan sederhana lainnya seperti suling, kendang, grantang, cengceng, gong pulu maupun kecapi.
"Genjek sendiri berasal dari kata “gonjak atau gegonjakan yang berarti guyonan atau senda gurau sesuaì dengan kemunculan. kesenian ini yang awalnya adalah berupa senda gurau sehabis musim panen, sembari berkumpul mereka berceritera sambil bernyanyi dengan perpaduan"‘cipak” yakni perpaduan vokal tanpa makna yang tertata sehingga menciptakan keharmonisan nada," terangnya.
Kesenian vokal yang muncul secara spontanitas sebagai ungkapan ekspresi imajinasi anak muda yang dituangkan dalam alur ritme yang teratur dengan lirik-lirik sederhana bempa kritik, pujian maupun sindiran sehingga membuat kesenian genjek ini sangat komunikatif.
Made Alit juga menyampaikan, pembiayaan pelaksanakan kegiatan Festival Genjek Kolosal khususnya busana saput dan udeng bersumber dari sumbangan atau partisipasi masyarakat maupun dunia usaha secara sukarela dan diniatkan secara tulus untuk memajukan Karangasem.
Sementara itu, Perwakilan Dewan MURI Jakarta J. Ngadri usai menyerahkan sertifikat MURI Genjek Kolosal yang diterima Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri, utusan Dewan MURI J. Ngadri itupun mengatakan, pihaknya secara resmi mengumumkan dan mengesahkan bahwa Festival Genjek Kolosal Karangasem secara resmi tercatat pada MURI.
"Dengan dicatatnya genjek massal ini, akan menambah harum nama Karangasem atau Bali pada umumnya di kancah Nasional maupun Internasional," imbuhnya.
Turut hadir dalam acara tersebut Presiden ke-6 RI Haji Susilo Bambang Yudoyono beserta Ibu Ani Yudoyono, Asisten Deputi Pembangunan Komunikasi Promosi Pariwisata Nusantara, Ketua DPP Partai Golkar Setyanopanto, Wagub Sudikerta, Wabup Artha Dipa beserta Ibu, DPD RI Cok Ratmadi dan Arya Weda Karna, Ketua DPRD Karangasem beserta jajarannya, Forkopimda, Bupati Kelungkung I Nyoman Suwirta serta Perwakilan Bapak dan Ibu Bupati/Walikota se- Bali,Direktur Eksekutif Jaringan Kota Pusaka Indonesia, Dewan MURI Jakarta, Peserta Genjek Kolosal dan masyarakat Karangasem. [BTcom / Humas Karangasem]
Related Articles
- Pesona Rupa Puitika pada Pameran Bali Art Lounge
- "Menyala Wii", The Viral Phenomenon Enchanting Bali, the Island of Paradise
- Forum Pemred SMSI Dukung Upaya Pemerintahan Prabowo Subianto Atasi Kebocoran Pajak Rp 300 Triliun
- Kolaborasi Polda Bali dan Relawan Politik, Menuju Pilkada Bali yang Damai dan Bermartabat
- Ketua SMSI Bali Soroti Pelanggaran Etik Jurnalistik Terkait Diskominfo Tabanan Laporkan 17 Media Online ke Dewan Pers