Denpasar, Baliterkini.com - Bali semakin kuat menjadi destinasi favorit wisatawan Tiongkok. Menurut Menpar Arief sekira 85 persen wisman asal Negeri Tembok Raksasa itu memilih Bali sebagai tujuan wisata. Sisanya, 15 persen, tersebar ke Jakarta, Manado, Singkawang, Batam dan Jawa Tengah.
“Tentu, ini terkait dengan 3 greaters yang sejak awal kita promosikan gencar di Tiongkok,” ungkap Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sejak setahun lalu, Kemenpar meluncurkan konsep 3 greater, yakni Great Bali, Great Jakarta dan Great Batam. Mengapa dipilih tiga itu, karena selama ini wisawatan mancanegara yang berkunjung di Indonesia, 40 persen ke Bali, 30 persen ke Jakarta dan 20 persen ke Batam-Bintan.
“Saya selalu memulai dari akhir. Selama ini 90 persen wisman itu masuk melalui 3 pintu utama itu, karena itu kita buat 3 greater tersebut,” papar peraih Marketeer of The Year 2013 dari MarkPlus itu.
Promosi pun disesuaikan dengan tiga destinasi tersebut. Begitu pun, originasinya, berdasarkan data kunjungan yang sudah ada. Lima besar originasi ada di Singapore, Malaysia, Tiongkok, Australia dan Jepang.
Dari lima besar itu, Tiongkok termasuk yang dinilai memiliki proyeksi yang sangat besar, karena tahun 2014 saja, jumlah outbond, atau orang Tiongkok yang bepergian ke luar negeri untuk wisata itu sudah lebih dari 100 juta orang.
Tiongkok adalah pasar yang empuk bagi pariwisata di semua negera di muka bumi. Semua negara memotret Tiongkok sebagai raksasa yang potensial di pariwisata, termasuk Indonesia. Berdasarkan data itulah promosi Wonderful Indonesia ke Negeri Tirai Bambu mendapat prioritas.
“Karena itu, ketika saat ini wisatawan Tiongkok mulai membanjiri Indonesia, sudah bisa kita perkirakan sejak akhir tahun 2015,” kata Menpar Arief Yahya.
Kemenpar sudah menghitung bulan-bulan liburan orang Tiongkok. Akhir tahun, lalu Tahun Baru Imlek bulan Februari, lalu bulan Mei ada Hari Buruh sedunia, Juni-Juni ada liburan anak-anak sekolah, bulan Oktober ada hari Kemerdekaan China, dan kembali di akhir tahun sampai dengan awal tahun.
Selain itu, sudah didata bahwa orang Tiongkok itu memutuskan untuk berlibur minimal satu bulan sebelumnya.
“Jadi, dari jadwal liburan dan waktu memutuskan berlibur itulah saat yang tepat untuk berpromosi,”tambahnya.
Seperti diketahui, Tahun Baru Imlek ini cukup terasa getarannya di Bali. Sedikitnya 70 ribu wisatawan asal Tiongkok mendatangi Indonesia.
Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana menjelaskan Garuda Indonesia, national flag carrier itu juga mendapat 65 charter flight dari 11 kota di China.
“Memang yang paling siap, infrastruktur pariwisata dan sudah punya nama besar di pariwisata adalah Bali,” kata I Gde Pitana yang didampingi Asisten Deputi (Asdep) Asia Pasifik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Vincensus Jamedu itu.
”Namun ada beberapa kota juga yang menjadi daya tarik wisatawan Tiongkok,”lanjut I Gde Pitana.
Kota-kota yang dimaksud adalah, Jakarta, Manado, Singkawang, Jawa Tengah dan Batam, yang distribusinya setar 15 persen.
“Kami juga menyambu sekitar 1.388 turis dengan perayaan di Bali, untuk menghormati dan memberi kesan yang baik pada mereka. Dan akan menjadi promosi dari mulut ke mulut yang baik ketika mereka kembali ke negaranya,” tutur Pitana.
Terakhir acara cukup meriah digelar dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Bali dan menjadi bagian agenda penyambutan yang memukau banyak wisatawan.
Menurut Pitana, Konsulat Jenderal Tiongkok Mr.Hu bahkan menyampaikan rasa harunya setelah mengikuti acara yang dihadiri sekitar 1.388 wisatawan Tiongkok. ”Mr.Hu meminta kami agar pemerintah Indonesia kembali mengadakan acara yang sama di Bali tahun depan. Mr Hu sangat terpukau dan terharu dengan acara itu,” ujarnya.
“Kami semakin yakin, target kedatangan 20 juta wisman itu bisa dicapai di tahun 2019. Dan Tiongkok menjadi salah satu pasar potensial, selain Singapore, Malaysia, Australia, Jepang dan Korea,” tuturnya.
Bali Diserbu 70 Ribu Wisatawan Tiongkok
Sedikitnya 70.000 wisatawan asal Tiongkok terpesona keindahan alam dan budaya Pulau Dewata. Halitu disampaikan Konsulat Jenderal Tiongkok di Bali, Mr Hu, saat menyambut sekira 1.388 wisman dari Negeri Panda itu ketika merayakan Tahun Baru Imlek 2016 di Bali, 10 Februari 2016.
“Kami akan famtrip ke destinasi wisata lain agar orang Tiongkok juga mengerti bahwa Indonesia itu luas, dan alamnya luar biasa cantik,” aku Mr Hu penuh semangat.
Great Bali adalah “hub” bagi destinasi wisata lain di Indonesia. Setelah mendarat ke Bali, menikmati hangatnya Bali, mereka bisa melanjutkan eksplorasi ke Lombok, Sumbawa, sampai Labuan Bajo Flores, tempatnya Pulau Komodo. Ke utara Pulau Bali bisa ke Kepulauan Derawan, Wakatobi (Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko), sampai Bunaken Manado dan Lembeh Bitung.
Ke arah barat Pulau Bali, bisa menyeberang ke Banyuwangi, menyusuri jalur darat ke Bromo, Malang, Surabaya. Bisa juga via udara ke Borobudur, Prambanan, Ratu Boko. Juga ke Jakarta, Bandung, dan sekitarnya. Atau Batam, Bintan, Kepulauan Riau yang juga memiliki jejak peninggalan Laksamana Cheng Ho yang pernah berlayar menyusuri Aceh, Batam, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Surabaya sampai Bali.
“Saya yakin, jika melihat banyak destinasi wisata di Indonesia, banyak orang Tiongkok yang senang,” kata Mr Hu yang didampingi I Gde Pitana, Deputi Pemasaran Mancanegara Kemenpar dan Vincensus Jamedu, Asdep Asia Pacific di Bali.
Menpar Arief Yahya berterima kasih pada Konjen Mr Hu yang berinisiatif untuk mem-familiarization trip itu. Artinya, selain faktor promosi yang kuat melalui CCTV, CNS, Xinhua dan berbagai channel media di China, hubungan baik kedua negara juga menjadi salah satu kunci sukses.
Seperti diketahui, Menpar Arief Yahya sudah tiga kali bertemu dengan Chairman CNTA-China National Tourism Administration atau Menpar RRT, Mr Li Jinzao.
“Hubungan baik dan kerjasama kami dengan Mr Li Jinzao akan terus dikembangkan secara konkret,” jelas Menpar Arief Yahya. Implementasinya upaya tersebut adalah soal guide. Diperlukan lebih banyak pramuwisata yang mahir berbahasa Mandarin, mengerti adat istiadat dan budaya Bali. Karena itu, harus orang Bali atau orang yang lama tinggal di Pulau 1000 Pura itu.
“Kami sudah dijanjikan oleh Mr Li Jianzao untuk dibantu melatih para guide Indonesia berbahasa Mandarin,” ungkapnya.
Arief Yahya juga pernah menyampaikan soal rencana besar untuk memperkuat destinasi dengan sebutan “Jalur Cheng Ho.” Mengembangkan titik-titik bersejarah yang pernah didarati oleh Laksamana Cheng Ho di Indonesia dimana sampai saat ini masih ada artefaknya.
“Saya yakin, begitu mengenal Indonesia, akan lebih banyak Wisman Tiongkok yang akan datang,” aku Menpar yang asli Banyuwangi, Jatim itu.
Kadispar Bali, AA Gede Yuniartha Putra menambahkan, musim Imlek 2016 ini memang terasa detak wisatawan dari Tiongkok. Di banyak tempat wisata terlihat mereka asyik dengan atmosfer Bali yang sangat khas.
“Suasana perayaan Imlek juga meriah. Mereka sangat menikmati, dan itu modal yang baik bagi mereka untuk saling bercerita dari mulut ke mulut,” cerita Agung yang menyebut Garuda Indonesia mengangkut 65 charter flights, 23.000 turis itu.
Jet Wing, salah satu maskapai China juga mengakut lebih dari 6.000 turis ke Bali. Respons-nya sama, mereka sangat senang dengan suasana Bali.
“Kami semakin yakin, target 20 juta di tahun 2019 bakal tercapai, jika kita bisa menjaga dengan baik,” aku Agung. [BT/INDONESIA.TRAVEL]
Related Articles
- Pesona Rupa Puitika pada Pameran Bali Art Lounge
- "Menyala Wii", The Viral Phenomenon Enchanting Bali, the Island of Paradise
- Forum Pemred SMSI Dukung Upaya Pemerintahan Prabowo Subianto Atasi Kebocoran Pajak Rp 300 Triliun
- Kolaborasi Polda Bali dan Relawan Politik, Menuju Pilkada Bali yang Damai dan Bermartabat
- Ketua SMSI Bali Soroti Pelanggaran Etik Jurnalistik Terkait Diskominfo Tabanan Laporkan 17 Media Online ke Dewan Pers