Kisah Leneng, Yang Kini Bertumpu Pada Modernisasi

Sumber: Bali Tempoe Duloe

BaliTerkini.com - Salah satu kebiasaan masyarakat di Bali terdahulu adalah saling bercengkrama dan sekedar duduk-duduk di depan rumah, untuk menikmati pemandangan lalu lalang yang ada di depan rumah mereka. Kebiasaan ini disebut “Negak di leneng” atau duduk di tempat duduk di depan rumah. Sebelum padatnya kompleks pertokoan di berbagai daerah di Bali, dahulu banyak terdapat sungai kecil di depan rumah yang kemudian di atasnya dibangun tempat duduk untuk kegiatan bercengkrama bersama keluarga ataupun teman.

Memperhatikan setiap hal yang melintas di depan rumah merupakan kenikmatan tersendiri pada masa itu, namun saat ini sudah jarang ditemui hal semacam itu karena jaman sekarang sudah jarang ada rumah yang berisi leneng atau tempat duduk di depan rumahnya dan anak-anak sudah lebih senang berada di dalam rumah untuk bermain gadget. Akan tetapi jika ditelusuri di desa-desa kecil pinggiran kota yang masih jarang ditemui modernisasi masih bisa ditemui kebiasaan duduk di leneng ini.

Selain faktor bangunan, jaman dahulu juga masih banyak terdapat sawah-sawah hijau di pinggiran jalan sehingga membuat udara yang ada di sekitar pedesaan masih sejuk dan asri meskipun banyak kendaraan yang melintas. Keadaan ini juga mampu membuat masyarakat gemar menghabiskan waktu di pinggir jalan dengan pemandangan sawah yang masih alami.

Dahulu leneng di jadikan guyonan bagi 

Masyarakat Bali yang menganggur / 

Yang belum bekerja , ketika di tanya mereka

Yang menganggur itu , mereka pasti

Menjawab guyon seperti , 

Wayan : megae ape Jani De ? [Kerja apa sekarang de ?]

Made : Nyopir [sopir]

Wayan : Nyopir ape de? [Sopir apa de ?]

Made : Nyopir leneng..[Sopir leneng]

Terkadang mereka malu untuk menyatakan

Bahwa mereka menganggur di masa itu

Maka jawabannya ya guyon seperti itu

Sopir leneng , duduk di depan rumah

Hanya melihat orang lewat , kendaraan dll

Sopir Leneng”. Namun, kebanyakan orang mengira sopir travel, padahal sopir leneng. “Sopir” memiliki arti pengemudi dan “Leneng” itu semacam tempat duduk yang ada di depan setiap rumah di Bali. Leneng dulu menjadi tempat aktivitas rutin anak-anak hingga orang tua dulu yang senang duduk di Leneng. Tetapi belakangan sangat sulit menemukan leneng. [Sumber: Bali Tempoe Duloe/ Facebook]


TAGS :

Related Articles

- Warisan Suci Pura Batu Kursi, Kisah Keramat dari Buleleng

- Spiritualitas dan Savana di Bukit Pura Batu Kursi

- The Ancient Whispers: The Seven-Century Saga of the Kayu Putih Tree in Bali

- [PHOTO] Pura Segara Rupek: Sebuah Cerita Eksotisme dan Kebersamaan

- Ornamen Tugu di Cartagena, Ilusi Levitasi yang Memukau

Komentar