[BERITA FOTO] Kuda Sakral di Taman Pecangakan Jembrana: Warisan Raja Pecangakan

Kuda putih di Pura Ulun Pecangakan, Kabupaten Jembrana, disakralkan oleh masyarakat setempat. Kuda putih yang diberi nama Jaran Bana Rana ini hanya boleh ditunggangi oleh orang-orang tertentu. PHOTO: netizenbali.com

JEMBRANA, NETIZENBALI.COM - Di Taman Pecangakan, Jembrana, Bali, terdapat seekor kuda putih yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Kuda ini dikenal dengan nama Jaran Bana Rana, yang konon merupakan tunggangan kesayangan Raja Pecangakan, I Gusti Ngurah Gde Pecangakan.

Kuda sakral ini tidak sembarang orang boleh menungganginya. Setiap hari, Jaran Bana Rana dirawat dan dijaga dengan penuh perhatian oleh petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Jembrana. Kuda ini menjadi simbol penting dalam sejarah dan budaya lokal, mengingatkan masyarakat akan kejayaan dan kisah heroik Raja Pecangakan.

Menurut cerita, Jaran Bana Rana pernah kembali ke kerajaan tanpa raja di atasnya, berlumuran darah setelah menabrak warga di Kerajaan Bakungan. Peristiwa ini menyebabkan kekacauan di kerajaan dan menjadi bagian dari legenda yang diwariskan turun-temurun.

Taman Pecangakan sendiri menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi, tidak hanya karena keindahan tamannya, tetapi juga karena kisah-kisah bersejarah yang menyertainya. (NB)


TAGS :

Related Articles

- Kulhad, Gelas Tanah Liat Tradisional yang Bertahan Melawan Dominasi Gelas Sintetik

- Bupati Adi Arnawa Dukung Diskusi Nasional SMSI Badung tentang Pariwisata Berkualitas

- ‘Margadarshakah’ Gambelan Beleganjur Bali Jadi Tren Velocity di Tiktok

- Pawai Ogoh-Ogoh PAUD di Jembrana, Ajang Tanamkan Budaya Sejak Dini

- SMSI Badung Temui Ketua DPRD, Fokus pada Masa Depan Pariwisata Bali

Komentar